Bengkulu, – Krisis transportasi laut yang terjadi di Provinsi Bengkulu mendorong Gubernur Helmi Hasan mengambil langkah strategis. Pendangkalan alur Pelabuhan Pulau Baai yang telah berlangsung selama tiga bulan terakhir membuat aktivitas ekspor terhenti, distribusi BBM tersendat, dan ribuan warga Pulau Enggano terisolasi.
Akibat kapal Pertamina tidak dapat merapat ke dermaga, antrean panjang terjadi di hampir seluruh SPBU di wilayah tersebut. Kondisi ini dinilai mengkhawatirkan dan harus segera ditangani.
“Saya sedang berusaha menggandeng dua perusahaan swasta untuk membangun pelabuhan baru. Selain itu, Pelabuhan Linau di Kabupaten Kaur juga akan kita fungsikan kembali,” kata Gubernur Helmi dalam keterangan resminya, Senin (9/6/2025).
Pemerintah Provinsi Bengkulu juga tengah mengkaji opsi pengadaan pesawat kecil seperti milik Susi Air untuk melayani kebutuhan darurat, terutama di wilayah terpencil seperti Pulau Enggano.
“Saat ini baru ada satu pesawat Susi Air yang melayani rute ke Enggano. Kami sedang menghitung apakah memungkinkan untuk membeli pesawat sendiri, terutama untuk penerbangan darurat dan evakuasi medis,” ungkap Helmi.
Menurutnya, pengadaan pesawat ini sangat penting karena akses transportasi yang terbatas di pulau-pulau kecil bisa berdampak fatal dalam kondisi gawat darurat.
“Kalau ada warga sakit di Enggano dan tidak bisa dibawa ke rumah sakit, itu bisa jadi cerita tragis yang terdengar ke seluruh dunia,” tegasnya.
Sementara itu, Pelabuhan Pulau Baai hingga kini masih belum beroperasi karena alur pelayaran yang dangkal belum dikeruk. Sebagai alternatif, Pelabuhan Linau mulai menunjukkan potensi, setelah berhasil memberangkatkan kapal tanker besar bermuatan truk dan alat berat dari Kaur menuju Banjarmasin.
Pemprov Bengkulu berharap, melalui penguatan infrastruktur laut dan udara ini, konektivitas antardaerah dapat kembali normal dan pelayanan masyarakat semakin optimal.(Feri)
