Pers di Persimpangan Jalan: Refleksi Hari Pers Nasional 2025

oleh -40 Dilihat

Oleh: Jurnalis Senior Supratman S.Sos, M.Si

Bengkulu, – Setiap tanggal 9 Februari, insan pers di seluruh Indonesia memperingati Hari Pers Nasional (HPN). Namun, perayaan HPN 2025 terasa berbeda. Di tengah proses transisi pemerintahan, baik di tingkat nasional maupun daerah, pers menghadapi tantangan berat, terutama dalam aspek independensi dan keberlanjutan finansial.

Salah satu ujian terbesar bagi pers saat ini adalah dampak refocusing anggaran oleh pemerintah. Kebijakan ini, meskipun bertujuan untuk efisiensi, berdampak langsung pada media, terutama media lokal yang sangat bergantung pada kerja sama dengan pemerintah. Ketika anggaran publikasi dan kemitraan media dipangkas, banyak perusahaan pers berjuang untuk tetap eksis.

Namun, yang lebih mengkhawatirkan adalah kondisi internal organisasi pers itu sendiri. Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), sebagai salah satu organisasi wartawan tertua dan terbesar di Indonesia, kini terpecah menjadi dua kubu— versi Zulman dan versi Hendri CH Bangun. Perpecahan ini mencerminkan krisis kepercayaan dan kepemimpinan dalam tubuh organisasi yang seharusnya menjadi rumah bagi para jurnalis untuk bersatu memperjuangkan kebebasan pers dan profesionalisme.

Dampak dari perpecahan ini semakin terlihat dalam perayaan HPN 2025 yang digelar di dua tempat berbeda, yakni di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, dan Pekanbaru, Riau. Kondisi ini mengirimkan pesan yang kurang baik bagi dunia jurnalistik di Indonesia. Di saat pers seharusnya menjadi pilar keempat demokrasi, justru terjadi perpecahan yang berpotensi melemahkan perjuangan jurnalis dalam menghadapi tantangan yang lebih besar, seperti intervensi politik dan tekanan ekonomi.

Sebagai jurnalis senior, saya merasa prihatin dengan kondisi ini. Sudah seharusnya para pemimpin organisasi wartawan mengedepankan kepentingan bersama ketimbang ego dan kepentingan kelompok. Pers yang kuat lahir dari solidaritas dan independensi, bukan dari perpecahan. Jika pers terus tercerai-berai, siapa yang akan menjaga demokrasi dan menyuarakan kepentingan rakyat?

Hari Pers Nasional 2025 seharusnya menjadi momentum refleksi bagi seluruh insan pers. Bukan sekadar perayaan seremonial, melainkan ajang konsolidasi untuk memperkuat integritas dan profesionalisme dunia jurnalistik di Indonesia.(Feri/**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.