Tersisih oleh Efisiensi, Wartawan Senior Bengkulu Beralih Jualan Sepatu Impor

oleh -80 Dilihat

Bengkulu, – Kebijakan efisiensi anggaran yang diterapkan secara nasional mulai menampakkan dampak serius di berbagai sektor, termasuk dunia media lokal. Di Bengkulu, salah satu wartawan senior, Arun Tugiran, harus rela meninggalkan profesi jurnalistik yang telah digelutinya selama puluhan tahun demi menyambung hidup dengan berjualan sepatu impor.

Arun, yang juga merupakan anggota Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Bengkulu, mengaku sudah tidak mendapatkan pemasukan dari kerja sama media sejak awal Januari 2025. Situasi ini membuatnya harus memutar otak demi memenuhi kebutuhan rumah tangga, mulai dari biaya sekolah anak hingga kebutuhan pokok sehari-hari.

“Tabungan saya perlahan habis untuk memenuhi kebutuhan hidup. Karena tidak ada pemasukan dari media, saya memutuskan untuk mencoba berjualan sepatu impor. Meski bukan latar belakang saya, ini cara bertahan,” ungkap Arun.

Fenomena ini mencerminkan kondisi riil yang tengah dihadapi oleh banyak pelaku usaha media di daerah, khususnya di Bengkulu. Menurut Arun, banyak rekan seprofesinya yang kini mulai mencari pekerjaan alternatif karena minimnya dukungan anggaran dari pemerintah daerah. Ia menyebut, kebijakan efisiensi tanpa solusi konkret untuk sektor media berpotensi mematikan eksistensi pers lokal yang selama ini berperan penting dalam menyuarakan informasi publik.

“Saya berharap pemerintah daerah bisa kembali membuka ruang kerja sama yang adil dengan media lokal. Media adalah mitra strategis pembangunan, bukan hanya pelengkap,” ujarnya.

Kisah Arun menjadi cermin krisis yang tengah dialami dunia jurnalistik lokal. Di tengah tantangan zaman dan tekanan ekonomi, para wartawan tidak hanya berjuang menyampaikan berita, tapi juga mempertahankan kehidupan pribadi mereka.(Feri)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.